ummihirzi@gmail.com

ummihirzi@gmail.com
Isi blog ini adalah makalah yang pernah saya buat dan presentasikan di IKA FK Unand, juga artikel kesehatan yang sudah dimuat di kolom Opini Media Lokal/Regional.

Mengenai Saya

Foto saya
Lahir di Bireuen, Aceh, tanggal 05 September 1977. Alumni FK Universitas Syiah Kuala Aceh. Dan telah memperoleh gelar Spesialis Anak dari Fakultas Kedokteran Universitas Andalas Padang. Aktif sebagai pengurus IDAI Aceh, IDI Aceh Besar, Anggota Komunitas Rhesus Negatif Aceh dan sebagai Konselor Menyusui juga Ketua Aceh Peduli ASI (APA)...

Selasa, 30 November 2010

MITOS SEPUTAR ASI

1. Menyusui menyebabkan badan ibu melar

Mitos diatas sudah menyebar di kalangan masyarakat bahwa menyusui dikhawatirkan akan membuat tubuh ibu sukar kembali ke bentuk aslinya yang langsing. Padahal, timbunan lemak yang terjadi selama kehamilan, yang dicemaskan akan sulit menghilang itu justru lebih mudah lenyap karena digunakan dalam proses menyusui. Timbunan lemak itu emang disiapkan agar ibu bisa menyusui. Lagipula, menyusui tidak berlangsung lama. Paling-paling dua tahun. Sesudah itu ibu bisa kembali pada pola hidup yang lama untuk dapat kembali pada ukuran tubuh yang didambakan. Justru kalau tidak menyusui timbunan lemak ini akan menetap.

2. ASI tidak cukup

ASI diproduksi sesuai permintaan. Makin sering bayi menyusu, makin banyak produksi yang dihasilkan. Kalau bayi bisa mengisap dengan benar yaitu posisi mulut bayi pada puting ibu membuatnya bisa mengisap dengan leluasa, produksi ASI bisa dihasilkan sebanyak kebutuhan bayi. Jadi kalau bayi pandai mengisap, berapapun yang dibutuhkannya akan terpenuhi karena selama dia mengisap, ASI pun diproduksi. ASI memang mudah dicerna dan diserap sehingga bayi menjadi cepat lapar. Karena itu menyusui harus sesuai kemauan bayi.

3. Susu Kolustrum

Terkadang ASI yang keluar pertama sering dibuang karena dianggap tidak baik untuk bayi. ASI yang keluar pada hari pertama sampai hari ke tujuh memang jernih dan merupakan cairan yang bewarna kekuningan. Cairan ini mengandung zat putih telur atau protein yang kadarnya tinggi dan zat anti infeksi atau kekebalan. Kolustrum sangat sesuai dengan kondisi bayi di hari-hari pertama sejak kelahirannya karena ia belum pantas menerima beban dalam kadar rendah sehingga mudah dicerna.

4. ASI dan payudara Ibu

Si Ibu kadang khawatir bila menyusui maka payudaranya berbentuk kurang bagus lagi. Ibu dan suaminya perlu tahu bahwa yang mengubah ‘penampilan’ payudara bukanlah menyusui tetapi kehamilan. Ketika hamil, tubuh ibu mengeluarkan hormone yang nantinya akan membentuk air susu. Selama kehamilan, payudara pun menjadi lebih besar dari ukuran biasanya karena sedang disiapkan untuk menyusui. Menyusui atau tidak menyusui akan menyebabkan perubahan pada payudara, antara lain sejalan dengan pertambahan usia.

5. Menyusui itu repot

Si Ibu merasa repot kalau meyusui, tidak praktis karena akan terikat terus dengan bayinya. Makan tidak bisa sembarangan dan takut bisa mencret. Bandingkan, lebih repot mana, menyusui atau tidak? Kalau menyusui, ibu bisa memberikannya kapan saja dan di mana saja. Tidak perlu membersihkan botol dan perangkatnya, tidak perlu menakar, tidak perlu repot menjinjing semua perlengkapan dan tidak memerlukan waktu yang lama untuk menyiapkan. ASI justru sangat praktis. Kapan saja anak membutuhkan, bisa segera diberikan. Kalau ibu merasa kurang nyaman menyusui di tempat umum, buat model baju/jilbab yang memungkinkan ibu bisa menyusui tanpa harus mempertontonkan payudara.

Masih banyak mitos seputar menyusui. Apapun itu, hendaknya semua perempuan sadara bahwa payudara yang dimilikinya adalah karunia Allah agar bisa menyusukan bayi. Dalam hal ini, para suami juga perlu menyadari bahwa bahwa bagian dari mempunyai anak adalah kemampuan ibu menyusui bayi, bukan hanya mengandung atau melahirkan saja.

Menjaga agar gizi ibu selama kehamilan dan menyusui bisa baik, membantu ibu menumbuhkan rasa percaya diri bahwa ia mampu menyusui, mengusahakan agar menyusui bisa dilakukan denagn baik dan benar adalah tugas kita semua. Sejak dini perempuan harus tahu bahwa ia memiliki payudara, yang kelak berfungsi sebagai pemberi ASI. Sama halnya dnegan rahim dan perangkat reproduksi lainnya, payudara harus dijaga dengan baik agar bisa berfungsi dengan baik. Allah sudah menganugerahkan perangkat dan kemampuan menyusui. Terpulang kepada kita sendiri, apakah karunia itu bisa kita hargai dan kita manfaatkan dengan baik atau kita sia-siakan??


(Sumber: Manajemen Laktasi, Perinasia)

Selasa, 13 April 2010

GLOMERULONEFRITIS AKUT PASCA STREPTOKOKUS DENGAN HIPERTENSI ENSEFALOPATI

Pendahuluan
Glomerulonefritis merupakan suatu istilah yang dipakai untuk menjelaskan berbagai ragam penyakit ginjal yang mengalami proliferasi dan inflamasi glomerulus yang disebabkan oleh suatu mekanisme imunologis. Istilah akut, misal glomerulonefritis akut secara klinik berarti bersifat temporer atau suatu onset yang bersifat tiba-tiba.1-3

Glomerulonefritis akut pasca streptokokus didahului oleh infeksi Streptokokus β hemolitikus grup A, jarang oleh streptokokus tipe lain. Glomerulonefritis akut menyerang semua kelompok umur terutama menyerang anak pada masa awal usia sekolah dan jarang menyerang anak di bawah 3 tahun. Hasil penelitian di multisenter di Indonesia tahun 1988, melaporkan adanya 170 pasien yang dirawat di Rumah Sakit pendidikan dalam 12 bulan. Pasien laki-laki dan perempuan berbanding 2 : 1 dan terbanyak pada usia anak 6–8 tahun (40,6%). 4-9 Di RSUP Dr.M.Djamil Padang, terdapat 51 kasus GNAPS yang dirawat di IRNA D IKA dari tahun 2002-2006.10

Kasus glomerulonefritis terdapat sekitar 10-15% dari semua penyakit glomerulus. Sebagian besar kasus (95%) akan sembuh, tetapi 5% diantaranya dapat mengalami perjalanan penyakit yang memburuk dengan cepat.2

Hipertensi ringan sampai sedang terlihat pada 60–80% pasien GNAPS yang biasanya sudah muncul sejak awal penyakit. Sekitar 5% pasien rawat inap mengalami hipertensi ensefalopati.2,4 Presentasi kasus ini bertujuan untuk melaporkan kasus glomerulonefritis akut pasca streptokokus dengan hipertensi ensefalopati, serta mengingat kembali diagnosis dan penatalaksanaannya. Selengkapnya download disini

Sabtu, 10 April 2010

MALABSORPSI LAKTOSA PADA ANAK

BAB I
PENDAHULUAN


Malabsorpsi merupakan suatu keadaan dimana terjadi gangguan proses digesti dan absorpsi nutrien sehingga nutrien tidak dapat memasuki mukosa usus.1 Malabsorpsi dapat berupa malabsorpsi karbohidrat, protein, lemak, vitamin dan mineral. Laktosa merupakan sumber karbohidrat utama yang terdapat dalam bentuk molekul bebas di dalam susu mamalia. Kandungan laktosa bervariasi di antara mamalia.1,2

Malabsorpsi laktosa adalah segala sesuatu yang merujuk pada hidrolisis laktosa yang tidak lengkap, yang diukur dengan uji klinis yang objektif. Malabsorpsi laktosa bermanifestasi sebagai intoleransi laktosa. Intoleransi laktosa adalah suatu keadaan yang ditandai dengan timbulnya gejala gastrointestinal sebagai akibat tidak dicernanya laktosa karena defisiensi laktase.1,3-5

Intoleransi laktosa disebabkan karena faktor genetik, beberapa penyakit, dan luka di usus halus. Hal ini menyebabkan produksi enzim laktase menjadi berkurang sehingga hanya sedikit laktosa yang dicerna. Beberapa keadaan yang berhubungan dengan terjadinya intoleransi laktosa berupa diare, infeksi parasit, defisiensi besi, dermatitis atopi, necrotizing enterocolitis, dan kolik infantil.1,3-5

Prevalensi intoleransi laktosa sangat bervariasi di seluruh dunia. Prevalensi tertinggi yaitu berkisar 67-100% pada penduduk asli Amerika dan Australia. Prevalensi terendah berkisar antara 0-17% terdapat pada populasi Kaukasia dari Eropa Utara.1,6-8 Di Indonesia, dilaporkan oleh Suharyono dkk6 pada tahun 1971 bahwa prevalensi intoleransi laktosa terjadi pada anak berumur 1-6 tahun yaitu sebesar 72%. Penelitian tahun 2002 oleh Sofia (dikutip dari Boediarso AD1), menyebutkan prevalensi intoleransi laktosa murid SLTP 7 Jakarta umur 12-14 tahun sebesar 73%. Tingginya prevalensi intoleransi laktosa ini, mendorong penulis untuk menyusun sari pustaka ini. Selengkapnya download disini

Tertarik dengan kegiatan dan layanan informasi yang kami berikan?
Anda dapat memperoleh informasi terbaru melalui email.