ummihirzi@gmail.com

ummihirzi@gmail.com
Isi blog ini adalah makalah yang pernah saya buat dan presentasikan di IKA FK Unand, juga artikel kesehatan yang sudah dimuat di kolom Opini Media Lokal/Regional.

Mengenai Saya

Foto saya
Lahir di Bireuen, Aceh, tanggal 05 September 1977. Alumni FK Universitas Syiah Kuala Aceh. Dan telah memperoleh gelar Spesialis Anak dari Fakultas Kedokteran Universitas Andalas Padang. Aktif sebagai pengurus IDAI Aceh, IDI Aceh Besar, Anggota Komunitas Rhesus Negatif Aceh dan sebagai Konselor Menyusui juga Ketua Aceh Peduli ASI (APA)...

Selasa, 05 Juli 2011

ISAPAN BAYI & PRODUKSI LAKTASI

Payudara (mammae) adalah kelenjar yang terletak di bawah kulit, di atas otot dada dan fungsinya memproduksi susu untuk nutrisi bayi. Manusia mempunyai sepasang kelenjar payudara dengan berat kira-kira 200 gram, yang kiri umumnya lebih besar daripada yang kanan. Pada waktu hamil payudara membesar, mencapai 600 gram dan pada waktu menyusui bisa mencapai 800 gram.
Ada 3 bagian utama payudara yaitu korpus, areola dan papilla. Dalam korpus terdapat alveolus, yaitu unit terkecil yang memproduksi susu. Alveolus terdiri dari beberapa sel asiner, jaringan lemak, sel plasma, sel otot polos dan pembuluh darah. Beberapa alveolus membentuk lobules, kemudian beberapa lobules berkumpul menjadi 15-20 lobus tiap payudara.
Dari alveolus ASI disalurkan ke dalam duktulus kemudian beberapa duktulus bergabung membentuk duktus laktiferus. Di bawah areola saluran yang besar melebar, disebut sinus laktiferus. Akhirnya semua berpusat ke dalam putting dan bermuara ke luar. Di dalam dinding alveolus maupun saluran terdapat otot polos yang bila berkontraksi memompa ASI keluar.
Pada papilla dan areola terdapat saraf peraba yang sangat penting untuk reflex menyusui. Bila puting dihisap, terjadilah rangsangan saraf yang diteruskan ke kelenjar hipofisis yang kemudian mmerangsang produksi dan pengeluaran ASI.

Fisiologi laktasi
Laktasi mempunyai 2 pengertian yaitu produksi dan pengeluaran ASI. Payudara mulai dibentuk sejak embrio berumur 18-19 minggu dan baru selesai ketika mulai menstruasi dengan terbentuknya hormon estrogen dan progesterone yang berfungsi untuk maturasi alveoli. Sedangkan hormone prolaktin adalah hormone yang berfungsi untuk produksi ASI di samping hormone lain seperti insulin, tiroksin dan sebagainya.
Selama kehamilan, hormon prolaktin dari plasenta meningkat tetapi ASI biasanya belum keluar karena masih dihambat oleh kadar estrogen yang tinggi. Pada hari kedua atau ketiga pasca persalinan, kadar estrogen dan progesterone turun drastis sehingga pengaruh prolaktin lebih dominan dan pada sat inilah mulai terjadi sekresi ASI. Dengan menyusukan lebih dini, terjadi perangsangan putting susu, terbentuklah prolaktin oleh hipofisis, sehingga sekresi ASI makin lancar.
Dua reflek pada ibu yang penting dalam proses laktasi :
1.Reflek prolaktin
Dalam putting susu banyak terdapat ujung saraf sensoris. Bila ini dirangsang, timbul impuls yang menuju hipotalamus selanjutnya ke kelenjar hipofisis bagian depan sehingga kelenjar ini mengeluarkan hormone prolaktin. Hormone ini yang berperan dalam produksi ASI di tingkat alveoli. Makin sering rangsangan penyusuan makin banyak pula produksi ASI. Prolakitin disekresi setelah menyusui untuk menghasilkan ASI berikutnya. Prolaktin lebih banyak disekresi pada malam hari.
2.Reflek aliran (let down reflex)
Rangsangan putting tidak hanya diteruskan sampai ke kelenjar hipofisis depan tetapi juga ke kelenjar hipofisis bagian belakang yang mengeluarkan hormon oksitosin. Hormone ini memacu kontraksi otot polos yang ada di dinding alveolus dan dinding saluran sehingga ASI dipompa keluar. Makin sering menyusui, pengosongan alveolus dan saluran makin baik sehingga kemungkinan terjadinya bendungan susu makin kecil dan menyusui makin lancar. Oksitosin bekerja sebelum atau selama proses menyusui agar ASI mengalir.
Tiga reflek yang penting dalam mekanisme hisapan bayi:
a.Reflek menangkap (rooting reflex)
Timbul bila bayi baru lahir tersentuh pipinya, bayi akan menoleh kea rah sentuhan. Bila bibirnya dirangsang dengan papilla mammae, maka bayi akan membuka mulut dan berusaha untuk menangkap putting susu.
b.Reflek menghisap
Reflek ini timbul bila langit-langit mulut bayi tersentuh oleh putting. Supaya putting mencapai bagian belakang palatum, maka sebagian besar areola harus tertangkap mulut bayi. Dengan demikian maka sinus laktiferus yang berada di bawah areola akan tertekan antara gusi, lidah dan palatum sehingga ASI terperas keluar.
c.Reflek menelan
Bila mulut bayi terisi ASI, ia akan menelannya.
(Dari berbagai referensi)

Tertarik dengan kegiatan dan layanan informasi yang kami berikan?
Anda dapat memperoleh informasi terbaru melalui email.