ummihirzi@gmail.com

ummihirzi@gmail.com
Isi blog ini adalah makalah yang pernah saya buat dan presentasikan di IKA FK Unand, juga artikel kesehatan yang sudah dimuat di kolom Opini Media Lokal/Regional.

Mengenai Saya

Foto saya
Lahir di Bireuen, Aceh, tanggal 05 September 1977. Alumni FK Universitas Syiah Kuala Aceh. Dan telah memperoleh gelar Spesialis Anak dari Fakultas Kedokteran Universitas Andalas Padang. Aktif sebagai pengurus IDAI Aceh, IDI Aceh Besar, Anggota Komunitas Rhesus Negatif Aceh dan sebagai Konselor Menyusui juga Ketua Aceh Peduli ASI (APA)...

Sabtu, 17 Januari 2015

Helping Baby Breathe (HBB).....

Selama 2 hari kemarin saya mengikuti pelatihan Training of the Trainers (TOT) Helping Baby Breathe (Membantu Bayi Bernafas). Apa maksud dari pelatihan ini? Diharapkan bagi peserta nanti bisa menjadi trainers/pelatih bagi para bidan yang menjadi ujung tombak dalam membantu persalinan di desa. Membantu bayi bernafas merupakan pendekatan yang sangat dibutuhkan untuk menyelamatkan bayi baru lahir. Program HBB ini lebih diperuntukkan untuk pelayanan kesehatan dengan fasilitas yang terbatas seperti puskesmas, polindes, ataupun bidan praktek.


Program HBB ini menekankan pada kehadiran penolong yang terampil saat mendampingi kelahiran, penilaian setiap bayi, dukungan/bantuan dari keluarga ibu yang akan melahirkan, persiapan berbagai peralatan yang dibutuhkan, suasana ruangan yang mendukung (ruangan harus bersih, hangat dan cukup terang) memberikan rangsangan buat bernafas bila diperlukan, serta bantuan ventilasi sesuai kebutuhan. Peralatan yang dibutuhkan sangat sederhana dan semua bidan sudah dibekali pada saat mereka mulai menjalankan tugas di desa. Akan tetapi saat ini masih banyak juga angka kematian bayi baru lahir. Inilah tujuan pelatihan kepada para bidan supaya mereka lebih siap dan terampil pada saat menolong persalinan.

Idealnya bahwa setiap bayi baru lahir bisa segera menangis. Tangisan bayi menandakan bahwa bayi bernafas dengan baik. Menangis terjadi bila sejumlah udara masuk dan keluar dari paru. Bayi yang menangis juga menggerakkan kaki dan lengannya serta memiliki tonus otot yang baik. Setelah menangis beberapa saat, bayi kemudian akan diam dan bernafas dengan tenang. Akan tetapi ada saatnya bayi yang baru lahir tidak segera menangis. Dan bayi seperti ini perlu bantuan untuk bernafas. Bayi yang tidak menangis mungkin tidak bernafas saat lahir. Bayi yang tidak bernafas akan lemas, biru dan tidak menggerakkan ototnya. Terkadang didapatkan situasi bayi bernafas dangkal, megap megap atau malah tidak bernafas sama sekali. Pengamatan yang tepat meningkatkan kemungkinan bayi berespon baik. Bila tidak ada pertolongan pada bayi yang tidak bernafas, bayi tersebut kemungkinan bisa meninggal ataupun hidup dengan kerusakan otak yang permanen.

Membantu bayi baru lahir memfokuskan pada "the golden minute" (menit emas); bayi baru lahir bisa bernafas/menangis pada menit pertama kelahirannya, dimana ketika rangsangan untuk bernafas dan ventilasi dengan balon dan sungkup dapat menyelamatkan nyawa bayi. Paling tidak ada 1 orang yang terampil membantu bayi bernafas harus hadir di setiap proses kelahiran. Keluarga yang mendampingi apakah itu suami, atau anggota keluarga lain harus ikut dilibatkan dalam membantu si penolong jika penolongnya hanya 1 orang. Dengan demikian diharapkan setiap bayi yang baru lahir dapat ditolong dengan baik dan angka kematian bayi baru lahir juga bisa diturunkan..

Tidak ada komentar:
Write komentar

Tertarik dengan kegiatan dan layanan informasi yang kami berikan?
Anda dapat memperoleh informasi terbaru melalui email.