ummihirzi@gmail.com

ummihirzi@gmail.com
Isi blog ini adalah makalah yang pernah saya buat dan presentasikan di IKA FK Unand, juga artikel kesehatan yang sudah dimuat di kolom Opini Media Lokal/Regional.

Mengenai Saya

Foto saya
Lahir di Bireuen, Aceh, tanggal 05 September 1977. Alumni FK Universitas Syiah Kuala Aceh. Dan telah memperoleh gelar Spesialis Anak dari Fakultas Kedokteran Universitas Andalas Padang. Aktif sebagai pengurus IDAI Aceh, IDI Aceh Besar, Anggota Komunitas Rhesus Negatif Aceh dan sebagai Konselor Menyusui juga Ketua Aceh Peduli ASI (APA)...

Minggu, 18 Desember 2016

Pneumonia, Ancaman Bagi Anak Kita


Organisasi Kesehatan Dunia, WHO telah mencanangkan tanggal 12 November sebagai Hari Pneumonia Sedunia (World Pneumonia Day/WPD). Pada tahun 2016 ini merupakan peringatan yang ketujuh setelah dicanangkan pertama sekali pada tahun 2009 dengan seruan ‘fight pneumonia, save the children’ di seluruh dunia.  Sedangkan tema peringatan WPD tahun 2016 ini adalah “Keep the Promise Stop Pneumonia Now”, dipusatkan acaranya di Kota Bandung setelah tahun sebelumnya dipusatkan di Banda Aceh.
         Pneumonia adalah suatu penyakit yang mengenai paru dimana terjadi peradangan yang disebabkan oleh virus, bakteri, jamur dan menyebabkan gangguan pernafasan dan pneumonia ini merupakan  infeksi saluran nafas bagian bawah. Penyebab paling sering adalah bakteri Streptococcus pneumonia, Haemophyllus influenza, Mycoplasma pneumonia. Pneumonia masih menjadi masalah kesehatan di Indonesia terutama anak anak (paling sering usia di bawah 5 tahun). Angka morbiditas (kesakitan) yaitu 10-20% dan angka mortalitas (kematian) akibat pneumonia adalah 6 per 1000 kelahiran hidup. Pneumonia merenggut nyawa satu anak setiap 4 menit. Pneumonia ini sangat berbahaya karena menyebabkan kematian yang disebabkan karena paru paru kita tidak mendapatkan cukup oksigen sehingga tidak dapat menjalankan fungsinya.
       Menurut data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013 bahwa kejadian tertinggi pneumonia terjadi pada anak usia 12-23 bulan. Prevalensi nasional penyakit pneumonia ini yaitu 25% dan terjadi peningkatan prevalensinya yaitu tahun 2007 sebesar 11,2%, tahun 2010 17,5% dan pada tahun 2013 sebesar 18,5%. Menurut Profil Kesehatan Indonesia tahun 2016 yang dikeluarkan Kemenkes RI bahwa di tahun 2015 terdapat 922.000 balita yang menderita pneumonia (penyebab dari 15% kematian balita). Angka kematian akibat pneumonia pada balita sebesar 0,16%, lebih tinggi dibandingkan dengan tahun 2014 yaitu sebesar 0,08%. Di dunia, Pneumonia menyebabkan kesakitan pada 155 juta anak usia di bawah 5 tahun dan merenggut nyawa 1,6 juta anak setiap tahun. Jumlah tersebut lebih banyak dibandingkan dengan penyakit lain seperti AIDS, Malaria atau Campak. Ini menjadikan Pneumonia sebagai penyakit pembunuh utama pada anak usia di bawah 5 tahun. Penyakit Pneumonia ini juga sering disebut sebagai forgotten killer. Karena pneumonia sering diabaikan dan dianggap sebagai gejala flu biasa.
            Faktor risiko menderita penyakit ini adalah bayi yang lahir prematur (kurang bulan) dan Bayi berat lahir rendah (BBLR), bayi yang tidak mendapatkan ASI Eksklusif, bayi atau anak yang menderita Gizi Buruk, imunisasi yang tidak lengkap, menderita defisiensi (kekurangan) Vitamin A dan terpaparnya dengan asap rokok, asap dapur dan polusi udara. Bayi BBLR akan lebih mudah terserang infeksi disebabkan karena pembentukan zat kekebalan tubuh yang belum sempurna  sehingga mudah terserang infeksi termasuk terserang penyakit pneumonia. Pemberian ASI eksklusif sampai 6 bulan berfungsi sebagai perlindungan terhadap infeksi terhadap bayi karena kandungan zat anti infeksi dan transfer antibodi dari ibu ke bayi melalui pemberian ASI. Ibu yang memberikan ASI menurunkan jumlah bayi dan balita yang terkena pneumonia yaitu sekitar 15-20%. Pada pasien gizi buruk atau malnutrisi mudah berisiko terserang pneumonia karena pada bayi atau anak yang tidak memperoleh gizi yang cukup maka daya tahan tubuhnya (imunitas) melemah. Dalam keadaan seperti itu maka akan mudah terserang penyakit.  Pemberian imunisasi mengurangi risiko bayi terkena virus dan bakteri termasuk yang menjadi penyebab pneumonia. Imunisasi yang dimaksud adalah imunisasi dasar Campak juga imunisasi Pneumokokkus. Akan tetapi saat ini banyak dijumpai tantangan di masyarakat karena banyak muncul kelompok anti vaksin yang menolak pemberian imunisasi dan gencar mengkampanyekannya di media sosial sehingga banyak para orang tua yang terpengaruh. Kurangnya asupan Vitamin A  pada balita juga menjadi faktor risikonya. Asupan Vitamin A yang kurang pada Ibu Hamil dapat menimbulkan risiko kelahiran prematur dan BBLR. Hasil penelitian menunjukkan bahwa insiden pneumonia pada kelompok anak usia kurang lima tahun mempunyai hubungan bermakna dengan adanya orang tua yang merokok. Anak dari perokok aktif yang merokok dalam rumah akan menderita sakit infeksi pernafasan lebih sering dibandingkan dengan anak dari keluarga bukan perokok.
Penularan penyakit Pneumonia bisa melalui beberapa cara. Kuman yang biasanya ada secara normal di hidung dan tenggorokan dapat mempengaruhi paru jika kuman itu tersedot. Penularan juga bisa terjadi melalui percikan dahak, serta percikan ludah saat batuk atau bersin. Paru terdiri dari ribuan bronkus yang masing masing terbagi lagi menjadi bronkiolus yang tiap tiap ujungnya berakhir pada alveoli. Di dalam alveoli terdapat kapiler kapiler pembuluh darah sebagai tempat terjadinya pertukaran oksigen dan karbondioksida. Ketika seseorang terinfeksi pneumonia, cairan mengisi alveoli sehingga menyebabkan susahnya penyerapan oksigen dan terjadi kesukaran bernafas. Pada penderita pneumonia maka kemampuan paru untuk mengembang menjadi berkurang dan tubuh bereaksi dengan bernafas cepat agar tidak terjadi hipoksia (kekurangan oksigen). Gejala awal pada pneumonia adalah didahului dengan gejala selesma (batuk, pilek dan demam), kemudian nyeri kepala dan hilang nafsu makan. Tahap lanjutan didapatkan adalah sesak nafas (nafas cepat) dan kesulitan bernafas (berupa hidung kembang kempis, dijumpai adanya tarikan dinding dada ke dalam (retraksi)). Pada kasus yang sangat berat bisa ditemukan penurunan suhu, kejang, penurunan kesadaran, suara nafas yang keras dan kasar, anak tidak dapat menyusui dan makan serta tampak kebiruan.
Pencegahan pneumonia salah satunya adalah pemberian imunisasi dasar pada bayi yaitu vaksin Campak dan vaksin Pneumokokkus. Campak merupakan salah satu penyakit menular dan salah satu komplikasi yang disebabkan oleh Campak adalah Pneumonia. Jadi pemberian vaksin campak bisa mencegah penyakit Campak dan dengan demikian bisa mengurangi angka kejadian Pneumonia sebagai akibat komplikasinya. Vaksin Pneumokokkus ini pertama sekali dirilis dan digunakan di Amerika Serikat pada tahun 2000. Pneumokokkus adalah nama lain dari kuman Streptococcus pneumonia yang merupakan penyebab utama terjadinya Pneumonia. Selain dapat mencegah angka kejadian Pneumonia, vaksin Pneumokokkus ini juga bermanfaat untuk mencegah kejadian penyakit Meningitis (radang selaput otak), Sepsis (terdapatnya kuman dalam darah dengan berbagai gejala berat), dan Otitis media (infeksi telinga tengah).  Sebelum vaksin Pneumokokkus ini ditemukan tiap tahunnya Penumokokkus menyebabkan 700 kasus Meningitis, 17.000 kasus Sepsis, dan 71.000 kasus Pneumonia. Pemberian vaksin ini yaitu pada usia 2, 4, 6 bulan dan dilakukan booster pada usia 12-15 bulan. Antibodi berada dalam tubuh bayi selama beberapa bulan pertama usianya. Lambat laun antibodi tersebut akan berkurang. Oleh karena itu Vaksin Pneumokokkus mulai diberikan pada usia 6 minggu atau 2 bulan. Akan tetapi Vaksin Pneumokokkus sampai saat ini belum dimasukkan dalam program Imunisasi Nasional yang ditanggung oleh Pemerintah.  Saat ini bila masyarakat ingin mendapatkan vaksin tersebut bisa mengunjungi dokter spesialis anak. Sangat disayangkan karena vaksin yang sangat perlu ini masih tersedia dalam harga yang mahal.
Pencegahan penyakit Pneumonia juga bisa melalui pemberian ASI eksklusif dan dilanjutkan sampai 2 tahun, pemberian Vitamin A yang dapat membantu dalam perkembangan sistem kekebalan tubuh balita.  Kemudian diikuti dengan tidak terpaparnya si anak dengan polusi asap terutama asap rokok dari ayahnya atau anggota keluarga yang lain, meningkatkan gizi bayi dan balita kita dengan mengkonsumsi makanan dengan gizi seimbang serta mencegah berbagai faktor risiko yang menyebabkan kelahiran prematur pada ibu hamil yaitu dengan pemeriksaan kehamilan yang teratur. Selain itu yang tidak kalah penting adalah dengan menerapkan gaya hidup sehat yang sebenarnya bisa dilakukan secara sederhana untuk mencegah penyakit pneumonia ini yaitu dengan menjaga kebersihan tangan dengan mencuci tangan pakai sabun untuk menghindari penyebaran kuman, serta menerapkan etiket saat batuk atau bersin yaitu dengan menutup mulut.
Tulisan ini sudah pernah dimuat di Harian Serambi Indonesia tanggal 12 Nov 2016 http://aceh.tribunnews.com/2016/11/12/pneumonia-ancaman-bagi-anak-kita

Tidak ada komentar:
Write komentar

Tertarik dengan kegiatan dan layanan informasi yang kami berikan?
Anda dapat memperoleh informasi terbaru melalui email.