ummihirzi@gmail.com

ummihirzi@gmail.com
Isi blog ini adalah makalah yang pernah saya buat dan presentasikan di IKA FK Unand, juga artikel kesehatan yang sudah dimuat di kolom Opini Media Lokal/Regional.

Mengenai Saya

Foto saya
Lahir di Bireuen, Aceh, tanggal 05 September 1977. Alumni FK Universitas Syiah Kuala Aceh. Dan telah memperoleh gelar Spesialis Anak dari Fakultas Kedokteran Universitas Andalas Padang. Aktif sebagai pengurus IDAI Aceh, IDI Aceh Besar, Anggota Komunitas Rhesus Negatif Aceh dan sebagai Konselor Menyusui juga Ketua Aceh Peduli ASI (APA)...

Minggu, 05 April 2020

Mencegah Covid 19 pada Anak


Saat ini dunia sedang menghadapi pandemi virus corona baru. Suatu penyakit baru yang dinamakan dengan Covid-19 (Corona Virus Disease 2019). Penyakit yang menyerang saluran pernafasan dan paru yang pertama sekali terjadi di Kota Wuhan, Provinsi Hubei, China. Awalnya kasus berupa pneumonia yang tidak diketahui penyebabnya dan menimbulkan banyak korban meninggal. Kemudian diumumkan bahwa penyebabnya adalah virus SARS Cov 2. Penyakit yang disebabkan oleh virus corona sudah pernah terjadi.  Virus corona ini merupakan virus yang sudah lama dikenal. Virus ini menyebabkan gangguan pernafasan ringan sampai berat. Ada penyakit MERS (middle East Respiratory Syndrome} yang pernah juga menjadi wabah di dunia, yang bersifat zoonosis, ditularkan dari unta kepada manusia. Kemudia ada juga SARS (Systemic Acute Respiratory Syndrome) yang ditularkan dari kucing luwak kepada manusia. Nah untuk covid-19 ini belum jelas diketahui apakah berasal dari hewan dan kemudian ditularkan kepada manusia.

            Nama penyakit Covid-19 ini ditetapkan oleh WHO pada bulan Februari 2020, kemudian pada awal Maret oleh WHO menyatakan bahwa Covid-19 sebagai pandemi dunia. Pandemi adalah suatu istilah untuk menggambarkan kondisi infeksi penyakit menular yang sudah mewabah di banyak negara di dunia. Di Indonesia juga mulai didapatkan ratusan kasus terkonfirmasi positif. Sampai saat ini juga sudah tercatat banyak pasien yang meninggal karena perburukan dari infeksi virus tersebut.
            Gejala dari penyakit ini adalah demam, batuk/pilek/nyeri tenggorokan. Saat ini dikenal ada beberapa istilah untuk mengklasifikasikan pasien. Ada istilah ODP (orang dalam pemantauan) yaitu orang dengan keluhan demam (.38oC), atau demam/batuk/pilek dan dalam 14 hari melakukan perjalanan dari luar negeri dan dalam negeri yang sudah dinyatakan sebagai daerah transmisi lokal. Daerah transmisi lokal ini adalah provinsi yang sudah ditetapkan oleh Kemenkes dan diupdate setiap harinya di website www.infeksiemerging.kemkes.go.id, di antaranya (sampai tanggal 26 Maret 2020) yaitu DKI Jakarta, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur.
            Sedangkan PDP (pasien dalam pengawasan) yaitu pasien dengan gejala demam dan batuk/pilek/nyeri tenggorokan atau sesak nafas dan dalam 14 hari melakukan perjalanan ke luar negeri atau daalam negeri dengan transmisi lokal. PDP dengan pneumonia harus segera diisolasi di rumah sakit. Sedangkan ODP ataupun PDP tanpa pneumonia bisa diisolasi mandiri di rumah selama 14 hari sambil tetap dipantau dan diawasi apabila ada perubahan kondisi ataupun bahkan perburukan.
            Penularan penyakit ini adalah melalui droplet (percikan) dahak, bersin ataupun ludah. Percikan tersebut bisa dipindahkan dari satu orang ke orang lain apabila saat bersin, batuk langsung berdekatan ataupun melalui sentuhan pada benda yang dipegang oleh seseorang yang sedang sakit tersebut.
            Penyakit ini bukan hanya menyerang dewasa (walaupun data di China, sangat sedikit anak yang tertular), akan tetapi di Indonesia sudah ada beberapa kasus balita dengan terkonfirmasi positif menderita covid 19 ini. Bagaimana pencegahan yang harus dilakukan supaya anak kita bisa terhindar dari penyakit berbahaya ini?
            Pemerintah sudah menginstruksikan untuk melakukan social distancing dan juga physical distancing. Hal tersebut diharapkan bisa memutus rantai penyebaran virus. Sejak pertengahan Maret, semua sekolah dan kegiatan perkuliahan sudah dihentikan untuk sementara dan diganti dengan kegiatan belajar online. Semua kegiatan pelatihan, rapat di setiap instansi pemerintah maupun swasta juga sangat dibatasi jumlahnya. Hanya dibolehkan bila kurang dari 10 orang dan diharapkan menjaga jarak minimal 1 meter antar sesama peseta rapat.
 Pencegahan yang bisa dilakukan pada anak khususnya yaitu selalu menjaga kebersihan diri, selalu rajin mencuci tangan menggunakan air dan sabun, atau bisa juga menggunakan hand sanitizer. Menerapkan etika batuk yaitu mengajarkan bagaimana tindakan yang dilakukan saat batuk yaitu memakai tissue dan kemudian dibuang ke tempat sampah yang disediakan. Kemudian tidak berada di keramaian, selalu usahakan untuk berada di rumah. Memakai masker saat mengalami batuk atau pilek atau saat berada di area infeksius (misal karena sesuatu hal harus ke rumah sakit), atau bila kondisi terpaksa mesti berada di keramaian. Nah, saat kembali ke rumah segeralah mencuci tangan sebelum menyentuh apapun.
            Dengan pencegahan demikian diharapkan penyebaran virus bisa dihentikan dan dihilangkan sama sekali. Dan kepada pelaku perjalanan jarak jauh sangat diharapkan bisa melaporkan kondisinya kepada yang berwenang sehingga tidak membahayakan orang lain di sekitarnya termasuk kepada anak anaknya.
           

Tidak ada komentar:
Write komentar

Tertarik dengan kegiatan dan layanan informasi yang kami berikan?
Anda dapat memperoleh informasi terbaru melalui email.