ummihirzi@gmail.com

ummihirzi@gmail.com
Isi blog ini adalah makalah yang pernah saya buat dan presentasikan di IKA FK Unand, juga artikel kesehatan yang sudah dimuat di kolom Opini Media Lokal/Regional.

Mengenai Saya

Foto saya
Lahir di Bireuen, Aceh, tanggal 05 September 1977. Alumni FK Universitas Syiah Kuala Aceh. Dan telah memperoleh gelar Spesialis Anak dari Fakultas Kedokteran Universitas Andalas Padang. Aktif sebagai pengurus IDAI Aceh, IDI Aceh Besar, Anggota Komunitas Rhesus Negatif Aceh dan sebagai Konselor Menyusui juga Ketua Aceh Peduli ASI (APA)...

Senin, 24 Agustus 2020

Saat Saya Dinyatakan Positif!!


Pada hari Selasa, 4 Agustus 2020, saya datang ke Pinere RSUDZA untuk melakukan pemeriksaan swab. Mengapa? Karena saya merasa melakukan kontak erat dengan seorang teman yang dikabarkan terkonfirmasi positif Covid-19. Pengertian kontak erat sesuai Pedoman Kemenkes yaitu seseorang yang kontak atau berdekatan dengan seseorang yang terkonfirmasi positif Covid-19 dalam jarak kurang 1 meter dan dalam waktu lebih 15 menit. Bisa saja saya  juga kontak dengan orang lain sebelumnya, apakah itu dengan pasien di di rumah sakit, praktik  atau dimana saja. Wallahu’alam. Yang jelas saya tidak berusaha menyalahkan atau mencari kambing hitam di sini.

 Ini adalah tanggung jawab moral saya untuk menyakinkan diri apakah saya tertular atau tidak. Dan jangan sampai saya menularkan kepada orang lain. Bayangkan di rumah saya ada anak anak, suami, para keponakan, juga Mamak saya yang sudah lanjut usia. Ini sangat saya khawatirkan,walaupun sejak saya putuskan isolasi diri (malam sebelumnya), saya tidak berjumpa dengan beliau. Hanya via videocall saja saya memantau kondisi beliau. Beliau dengan berbagai penyakit berat dan kondisi yang lemas. Kondisi beliau membuat saya merasa sangat khawatir.

            Dan saat yang tidak saya harapkan itupun tiba. Menjelang magrib tanggal 5 Agustus (Rabu), saya mendapat jawaban tentang hasil swab saya: ”positif dok”, kata Kepala Laboratoriumnya. Perasaan saya sangat kacau. Rasanya gunung jatuh ke atas kepala. Jantung berdegup kencang sambil saya menangis sesenggukan di dalam kamar. Ya sendirian tentunya saya menangis karena memang sudah lebih sehari saya mengisolasi diri. Setelah satu jam, saya pun memberitahu suami bahwa saya terkonfirmasi positif Covid-19. Saya beritahu via telpon dan beliau hanya terdiam dan bertanya kondisi saya bagaimana sekarang. Dukungan beliau yang menguatkan saya. Kita hadapi sama sama ya sayang, kita lawan Covid ini bersama. Begitulah dukungannya yang membuat saya menjadi bersemangat kembali.

            Kemudian saya mulai memberitahu beberapa orang tentang berita tersebut. Reaksi yang diberikan oleh teman teman bisa mencerminkan siapa saja yang bisa dianggap sebagai sahabat. Ada yang berusaha mencari kesalahan saya dengan menyalahkan kegiatan yang saya lakukan sebelumnya. Ya sudahlah saya menganggap itu sebagai pembelajaran. Tapi ternyata Allah memberikan sahabat yang sangat banyak yang luar biasa memberikan dukungan. Masyaa Allah tidak sanggup saya jabarkan satu persatu. Sangat banyak masuk pesan whatsapp, sms, inbox di Fb dan dm di instagram saya. Dan semuanya mendoakan yang terbaik buat saya dan memberikan semangat.

            Berbagai dukungan lain juga ditunjukkan oleh para sahabat. Saya hitung sejak hari Rabu tersebut, saya banyak sekali menerima panggilan telpon dari abang gojek yang mengantarkan berbagai paket. Baik itu makanan, minuman berupa berbagai jenis buah buahan, air zamzam, susu, kurma, madu, Habbatussauda, minuman rempah yang khusus dimasak sendiri oleh sahabat saya, kemudian juga multivitamin, propolis, masker, handschoen, hand sanitizer, face shield, berbagai cemilan berupa kerupuk, kue bawang, salak pliek, pudding, donat, berbagai jenis bolu/cake, pizza, ayam goreng bahkan ada yang mengirim rendang Padang, Juga yang paling saya idamkan:kopi sanger.

Masya Allah setiap menerima kiriman tersebut, selalu saya menangis terharu. Luar biasa bahagia dikelilingi oleh mereka yang sangat baik, sangat perhatian. Juga dukungan dari organisasi dimana saya berada di dalamnya. Kiriman paket juga saya terima dari IDI Wilayah Aceh, IDI Aceh Besar, PW Aisyiyah Aceh, Kawan Spesialis RS Aceh Besar, Dinas Kesehatan Aceh Besar, IDAI Aceh dan tentu saja semua teman teman Aceh Peduli ASI serta teman teman seangkatan kuliah dulu.. Peluk erat buat semua.

            Pada awal memang terasa sangat berat menjalaninya. Terutama karena berpisah dengan anak anak. Ya berpisah secara fisik. Putri bungsu saya, selalu menangis sambil menelpon meminta untuk berjumpa dan memeluk saya. Luar biasa berat rasanya untuk tidak menangis mendengar rengekannya. Alhamdulillah setelah beberapa hari dilalui, si bungsu sudah mulai paham. Anak anak, suami dan semua keluarga besar yang kontak erat dengan saya, ikut menjalani tes pemeriksaan swab juga.  

Semangat yang diberikan oleh teman teman, membuat saya berusaha bahagia selalu. Saya putuskan menerima ajakan live instagram dari seorang dokter selebgram dari Jakarta, membahas tentang menyusui. Kemudian saya tetap ikut meeting online untuk persiapan kegiatan Pelatihan Gizi Buruk bersama Unicef dan Dinas Kesehatan Provinsi Aceh bahkan dilanjutkan menjadi panelis/pelatih dalam kegiatan tersebut selama 7 kali pertemuan. Kemudian saya juga menjadi pembicara di Webinar Nakes dan Webinar Awam dalam rangka perayaan World Breastfeeding Week (Pekan Menyusui Sedunia) tahun 2020 oleh Aceh Peduli ASI, dimana saya juga sebagai Ketuanya.

            Alhamdulillah saya ucapkan ternyata hal tersebut bisa menjadi immune booster buat saya. Walaupun hanya di kamar saja, tapi saya harus  produktif dan tetap melakukan kegiatan di luar ibadah rutin dan sunat yang saya jalankan.

            Dari Ikatan Dokter Indonesia Wilayah Aceh juga ikut menghibur kami tenaga kesehatan yang terkonfirmasi positif Covid-19 dengan mengadakan beberapa kali pengajian.. Para ustad berpesan bahwa dengan Allah memberikan sakit/musibah ini menjadikan kesempatan buat kita untuk memperbanyak ibadah dimana sebelumnya mungkin terasa kurang karena kesibukan di rumah sakit atau puskesmas dan tempat praktik. Jadikan musibah yang Allah berikan sebagai kesempatan untuk mengisitirahatkan fisik dari kelelahan aktifitas duniawi, manfaatkan waktu untuk bermuhasabah dan mendekatkan diri kepadaNYA. Allah tidak akan memberi ujian di luar kemampuan hambaNYA. Dan Allah sudah memilih hambaNYA yang kuat untuk menjalani ujianNYA. Luar biasa sungguh membakar semangat mendengar tausiyah beliau.

Terimakasih yang sangat besar saya ucapkan kepada semuanya yang sudah memberikan dukungan baik moril maupun materil kepada saya. Hanya Allah yang dapat ,membalas kebaikan teman teman semua. Pelajaran berharga yang bisa kita petik adalah bahwa Covid-19 tersebut bisa menyerang siapapun. Sudah berusaha menjaga protokol kesehatan saja bisa tertular, bagaimana lagi dengan orang orang yang tidak peduli di luar sana. Yang penting kita ingat saat ini bahwa Aceh itu dimana pun sudah terjadi transmisi lokal. Siapa saja yang kita temui, mungkin saja merupakan orang terkonfirmasi positif tapi tanpa gejala (sebelumnya di pedoman lama disebut dengan OTG). Maka kita harus waspada selalu dengan memakai masker, menjaga jarak dan sering mencucui tangan. Pesan saya juga kepada masyarakat untuk tidak memberikan label negatif kepada mereka yang terkonfirmasi positif. Didiagnosis Covid-19 ini bukanlah aib. Tidak ada satu orangpun yang mau tertular dan ingin menularkan kepada orang lain. Semoga bermanfaat sharing saya ini.

Tidak ada komentar:
Write komentar

Tertarik dengan kegiatan dan layanan informasi yang kami berikan?
Anda dapat memperoleh informasi terbaru melalui email.