ummihirzi@gmail.com

ummihirzi@gmail.com
Isi blog ini adalah makalah yang pernah saya buat dan presentasikan di IKA FK Unand, juga artikel kesehatan yang sudah dimuat di kolom Opini Media Lokal/Regional.

Mengenai Saya

Foto saya
Lahir di Bireuen, Aceh, tanggal 05 September 1977. Alumni FK Universitas Syiah Kuala Aceh. Dan telah memperoleh gelar Spesialis Anak dari Fakultas Kedokteran Universitas Andalas Padang. Aktif sebagai pengurus IDAI Aceh, IDI Aceh Besar, Anggota Komunitas Rhesus Negatif Aceh dan sebagai Konselor Menyusui juga Ketua Aceh Peduli ASI (APA)...

Sabtu, 16 April 2011

PERMASALAHAN MENYUSUI PADA MASA PERSALINAN DINI

1. Puting susu datarPuting yang kurang menguntungkan seperti ini sebenarnya tidak selalu menjadi masalah. Yang paling efisien untuk memperbaiki keadaan ini isapan langsung bayi yang kuat. Maka sebaiknya tidak dilakukan apa-apa, tunggu saja sampai bayi lahir. Segera setelah pasca lahir lakukan:
• Skin to skin kontak dan biarkan bayi mengisap sedini mungkin
• Biarkan bayi mencari putting kemudian mengisapnya dan bila perlu dicoba berbagai posisi untuk mendapat keadaan yang paling menguntungkan. Rangsang putting biar dapat keluar sebelum bayi mengambilnya.
• Apabila putting benar-benar tidak bisa muncul, dapat ditarik dengan pompa putting susu (nipple puller), atau sedotan putting dipakai terbalik
• Jika tetap mengalami kesulitan, usahakan agar bayi tetap disusui dengan sedikit penekanan pada areola mammae dengan jari sehingga membentuk dot ketika memasukkan putting susu ke dalam mulut bayi.
• Bila terlalu penuh, ASI dapat diperas dahulu dan diberikan dengan sendok atau cangkir atau teteskan langsung ke mulut bayi.

2. Puting susu lecet
Pada keadaan ini seringkali seorang ibu menghentikan menyusui karena putingnya sakit. Yang perlu dilakukan adalah
• Cek bagaimana perlekatan ibu-bayi
• Apakah terdapat infeksi candida (jamur) pada mulut bayi. Kulit merah, berkilat, kadang gatal, terasa sakit yang menetap dan kulit kering bersisik
Pada keadaan puting susu lecet, yang kadangkala retak atau luka, dapat dilakukan dengan cara:
• Ibu dapat terus memberikan ASInya pada keadaan luka tidak begitu sakit
• Olesi puting susu dengan ASI akhir (hind milk), jangan sekali-kali memberikan obat lain seperti krim, salep dan lain-lain.
• Puting susu yang sakit dapat diistirahatkan untuk sementara waktu kurang lebih 1 x 24 jam dan biasanya akan sembuh sendiri dalam waktu sekitar 2 x 24 jam
• Selama puting susu diistirahatkan, sebaiknya ASI tetap dikeluarkan dengan tangan, dan tidak dianjurkan dengan alat pompa karena nyeri
• Cuci payudara sekali saja sehari dan tidak dibenarkan untuk menggunakan dengan sabun.

3. Payudara bengkak
Dibedakan dengan payudara penuh, karena berisi ASI dengan payudara bengkak. Pada payudara penuh, rasa berat pada payudara, panas dank eras. Bila diperiksa ASI keluar, dan tidak ada demam. Pada payudara bengkak, edema, sakit, putting kencang, kulit mengkilat walaupun tidak merah dan bila diperiksa/isap ASI tidak keluar. Badan bisa demam setelah 24 jam. Hal ini terjadi antara lain karena produksi ASI meningkat, terlambat menyusukan dini, perlekatan kurang baik, mungkin kurang sering ASI dikeluarkan dan mungkin juga ada pembatasan waktu menyusui.
Untuk mencegah hal tersebut maka diperlukan (1) menyusui dini, (2) perlekatan yang baik, (3) menyusui ‘on demand’. Bayi harus lebih sering disusui. Apabila terlalu tegang, atau bayi tidak dapat menyusu, sebaiknya ASI dikeluarkan dahulu agar ketegangan menurun. Dan untuk merangsang reflex oksitosin maka dilakukan:
• Kompres panas untuk mengurangi rasa sakit
• Ibu harus rileks
• Pijat leher dan punggung belakang
• Pijat ringan pada payudara yang bengkak (pijat pelan-pelan ke arah tengah)
• Stimulasi payudara dan putting
• Selanjutnya kompres dingin pasca menyusui untuk mengurangi edema. Pakailah BH yangs sesuai. Bila terlalu sakit dapat diberikan obat analgetik.

4. Mastitis (abses payudara)
Mastitis adalah peradangan pada payudara. Payudara menjadi merah, bengkak kadangkala diiukti rasa nyeri dan panas, suhu tubuh meningkat. Di dalam terasa ada masa padat (lump), dan di luarnya kulit menjadi merah. Kejadian ini terjadi pada masa nifas 1-3 minggu setelah persalinan diakibatkan oleh sumbatan saluran susu yang berlanjut. Keadaan ini disebabkan kurangnya ASI diisap/dikeluarkan atau pengisapan yang tak efektif. Dapat juga karena kebiasaan menekan payudara dengan jari atau karena tekanan baju/BH. Pengeluaran ASI yang kurang baik pada payudara yang besar, terutama pada bagian bawah payudara yang menggantung.
Ada dua jenis mastitis; yaitu yang hanya karena milk stasis adalah Non Infective Mastitis dan yang telah terinfeksi bakteri (Infective mastitis). Lecet pada putting dan trauma pada kulit juga dapat mengundang infeksi bakteri. Beberapa tindakan yang dapat dilakukan:
• Kompres hangat/panas dan pemijatan
• Rangsang oksitosin: dimulai pada payudara yang tidak sakit, yaitu stimlasi putting, pijat leher punggung.
• Pemberian antibiotika
• Bila perlu bisa diberikan istirahat total dan obat untuk penghilang rasa nyeri
• Kalau sudah terjadi abses sebaiknya payudara yang sakit tidak boleh disusukan karena mungkin memerlukan tindakan bedah.

(Sumber: Manajemen Laktasi, Perinasia)

Tidak ada komentar:
Write komentar

Tertarik dengan kegiatan dan layanan informasi yang kami berikan?
Anda dapat memperoleh informasi terbaru melalui email.