ummihirzi@gmail.com

ummihirzi@gmail.com
Isi blog ini adalah makalah yang pernah saya buat dan presentasikan di IKA FK Unand, juga artikel kesehatan yang sudah dimuat di kolom Opini Media Lokal/Regional.

Mengenai Saya

Foto saya
Lahir di Bireuen, Aceh, tanggal 05 September 1977. Alumni FK Universitas Syiah Kuala Aceh. Dan telah memperoleh gelar Spesialis Anak dari Fakultas Kedokteran Universitas Andalas Padang. Aktif sebagai pengurus IDAI Aceh, IDI Aceh Besar, Anggota Komunitas Rhesus Negatif Aceh dan sebagai Konselor Menyusui juga Ketua Aceh Peduli ASI (APA)...

Minggu, 18 November 2018

Mengenal Penyakit Jantung pada Anak


Jantung merupakan organ yang sangat penting dalam kehidupan seorang manusia. Jantung berfungsi memompa darah ke seluruh tubuh yang berarti berperan penting dalam hal mempertahankan peredaran darah dan memastikan kecukupan pasokan oksigen dan nutrisi ke seluruh tubuh. Jadi sangat berperan dalam tumbuh dan kembang seorang anak. Adanya kelainan pada jantung menjadi salah satu penyebab terjadinya gangguan gizi dan juga mengganggu pertumbuhan dan perkembangan seorang anak.

            Penyakit Jantung Bawaan (PJB) merupakan kelainan bawaan yang paling sering terjadi pada bayi dan anak bila dibandingkan dengan kelainan bawaan lainnya berupa kelainan bawaan paru, saluran cerna, anggota gerak dan sebagainya. Masyarakat  awam sering menyebutnya dengan istilah jantung bocor. Penyakit ini dibawa sejak dari lahir dimana ditemukan kelainan pada struktur jantung atau fungsi sirkulasi jantung yang terjadi akibat gangguan atau kegagalan perkembangan struktur jantung pada fase awal perkembangan janin.
Organ Jantung mulai terbentuk  pada hari ke 15 kehamilan dan selesai pada hari ke 50, jadi pada usia kehamilan 7-8 minggu jantung telah menjalankan fungsinya. Pada masa itu, apabila terjadi gangguan maka proses pembentukan, maka struktur jantung menjadi tidak sempurna. Jenis kelainan PJB yang terjadi berupa  kebocoran pada sekat, bocor pada katup jantung, letak pembuluh darah yang tidak normal, juga ada bagian yang tidak terbentuk. Sebagian kelainan ini   menyebabkan berkurangnya kadar oksigen darah secara keseluruhan sehingga tampak biru. Namun banyak pula kebocoran jantung yang tidak menyebabkan kekurangan oksigen yang beredar dalam sirkulasi sehingga anak tampak seolah-olah normal.
Insiden PJB di dunia memiliki angka konstans sekitar 8 – 10 dari 1000 kelahiran. Di Indonesia, di antara 1000 kelahiran diperkirakan terdapat 7 – 8 bayi yang lahir dengan PJB dimana setiap tahunnya terdapat  40.000 bayi yang lahir dengan penyakit jantung bawaan dan sebanyak 30% di antaranya merupakan jenis kelainan jantung yang komplek dan berat sehingga memerlukan penanganan segera karena berkaitan dengan tingginya angka kematian di usia satu tahun pertama. Penyakit jantung bawaan merupakan penyebab kematian terbanyak pada tahun pertama kehidupan, dengan prevalensi 3% dari total kematian pada bayi dan 40% total kematian akibat malformasi kongenital (kelainan berupa cacat bawaan).
Penyebab pasti Penyakit Jantung Bawaan belum diketahui. Akan tetapi berdasarkan hasil  penelitian bahwa penyebab terjadinya PJB ini berkaitan dengan multifaktorial, yaitu melibatkan kerentanan genetik (bawaan) dan faktor lingkungan. Riwayat adanya anggota keluarga yang menderita PJB menjadi sangat penting ditanyakan kepada orang tua pasien. Disebabkan karena risiko kejadian PJB pada bayi meningkat bila orang tua atau saudaranya menderita PJB dan menjadi tiga kali lipat bila dua orang saudara terdekat menderita PJB. Pada saat wawancara dengan Ayah/Ibu sangat perlu ditanyakan juga tentang kondisi Ibu saat hamil. Apakah Ibu pernah menderita sakit rubela saat hamil yang bisa menyebabkan PJB.
Salah satu faktor lingkungan yang berpotensi untuk menjadi faktor risiko PJB adalah rokok. Paparan asap rokok saat kehamilan (baik ibu sebagai perokok aktif maupun pasif), dilaporkan meningkatkan risiko kelainan jantung bawaan pada bayi. Faktor yang lainnya yaitu berupa konsumsi obat-obatan tertentu, alkohol, infeksi pada kehamilan, ibu menderita diabetes melitus, dan sindrom atau kelainan genetik tertentu, seperti sindrom Down, sindrom Turner dan sindrom Noonan. Yang penting diperhatikan adalah pembentukan jantung terjadi di masa awal kehamilan, yaitu saat Ibu sering kali baru menyadari kehamilannya. Untuk itu, penting bagi setiap Ibu untuk menjaga kesehatan dan asupan nutrisi saat mempersiapkan dan selama periode kehamilan. 
Keluhan yang bisa kita temukan pada pasien dengan penyakit jantung bawaan yaitu gangguan fungsional dimana anak tidak sanggup bermain seperti anak normal lainnya. Keluhan lain yaitu anak sering terlihat jongkok, gejala ini sangat khas pada anak dengan PJB sianotik (kebiruan). Pada anak dengan kelainan ini bila melakukan pekerjaan ringan  atau berjalan sebentar saja sudah terasa lelah dan harus beristirahat. Gejala yang lain yang terlihat yaitu sianosis (kebiruan). Kebiruan mudah terlihat pada bantalan kuku maupun bibir dan cenderung lebih jelas terlihat saat beraktivitas. Sedangkan keluhan lain yang tidak spesifik yaitu bisa berupa sukar makan atau sering muntah, pertumbuhan dan perkembangan yang terlambat, pernafasannya yang cepat dan juga anak menderita infeksi saluran nafas berulang. Akan tetapi pada jenis PJB non sianotik gejalanya tidak khas, hanya menimbulkan gejala minimal, seperti berat badan sulit naik atau infeksi saluran napas berulang sehingga tidak terdeteksi hingga dewasa.

Tidak ada komentar:
Write komentar

Tertarik dengan kegiatan dan layanan informasi yang kami berikan?
Anda dapat memperoleh informasi terbaru melalui email.