ummihirzi@gmail.com

ummihirzi@gmail.com
Isi blog ini adalah makalah yang pernah saya buat dan presentasikan di IKA FK Unand, juga artikel kesehatan yang sudah dimuat di kolom Opini Media Lokal/Regional.

Mengenai Saya

Foto saya
Lahir di Bireuen, Aceh, tanggal 05 September 1977. Alumni FK Universitas Syiah Kuala Aceh. Dan telah memperoleh gelar Spesialis Anak dari Fakultas Kedokteran Universitas Andalas Padang. Aktif sebagai pengurus IDAI Aceh, IDI Aceh Besar, Anggota Komunitas Rhesus Negatif Aceh dan sebagai Konselor Menyusui juga Ketua Aceh Peduli ASI (APA)...

Minggu, 02 Desember 2018

Infeksi Virus Rubella

Infeksi Virus Rubella sudah lama menjangkiti manusia di seluruh dunia. Virus ini ditemukan pada tahun 1814 dan oleh George Maton. Pada tahun 1884 oleh Henry Veale menamakan dengan Rubella yang berarti merah kecil. Rubella merupakan penyakit virus yang sangat menular. Penyebabnya yaitu Virus Rubella dari genus Rubivirus, family Togaviridae. Penyakit Rubella ini juga dikenal dengan istilah Campak Jerman..
Virus Rubella yang terhirup masuk ke tubuh akan berkembang biak di saluran nafas yaitu di nasofaring dan kelenjar getah bening regional. Masa inkubasi (masa saat mulai terserang virus sampai timbul gejala) adalah 14-21 hari, sedangkan lamanya masa penularan adalah 7 hari sebelum sampai 7 hari setelah timbul ruam. Gejala penyakit Rubella hampir sama dengan Campak akan tetapi jauh lebih ringan.. Gejala yaitu berupa demam ringan, dan timbulnya ruam serta jarang ada sekuele (gejala sisa) dan adanya pembesaran kelenjar getah bening di sekitar leher (sub occipital/retroauricular). Panas yang timbul bervariasi, dan biasanya peninggian suhu minimal. Demam timbul bersamaan dengan timbul ruam dan suhu juga akan kembali normal setelah ruam menghilang. Pada 50% kasus Rubella tidak menunjukkan gejala. Akan tetapi tingkat penularannya sangat tinggi. Virus Rubella ini menular lewat saluran pernafasan, melalui percikan dahak atau bersin.
Apabila virus Rubella ini menyerang ibu hamil maka efeknya sangat berat. Si Ibu tersebut bisa mengalami keguguran ataupun bayi yang dilahirkan bisa mengalami kecacatan. Kecacatan yang timbul ini bisa berupa penyakit jantung bawaan (bocor jantung), kerusakan jaringan otak yang bisa menyebabkan kelumpuhan ataupun retardasi mental, katarak kongenital (terdapat selaput putih di lensa mata) yang menyebabkan kebutaan, dan gangguan pendengaran atau tuli. Kondisi begini yang dinamakan dengan Sindrom Rubella Kongenital (SRK) atau Congenital Rubella Syndrome (CRS).. Beban yang harus ditanggung bila ada penderita SRK ini sangatlah besar. Bila terjadi Katarak kongenital harus dilakukan operasi dan menggunakan kacamata sejak bayi. Ketulian yang terjadi perlu dilakukan operasi dan implantasi alat bantu dengar dengan biaya pengadaan alat bantu dengar tersebut yang sangat mahal serta belum ditanggung oleh asuransi BPJS.. Kerusakan jaringan otak menyebabkan keterlambatan tumbuh kembang sehingga diperlukan fisoterapi seumur hidup. Kelainan jantung harus menjalani operasi jantung. Selain dibutuhkan biaya ratusan juta  juga beban nonmaterial seumur hidup bagi orangtua.
Kasus SRK pertama sekali dilaporkan oleh Norman Greg (1941), dimana dia menemukan 78 kasus katarak kongenital pada bayi dari ibu yang menderita infeksi Rubella di awal kehamilan. Sebanyak 236 ribu kasus SRK ditemukan di negara berkembang setiap tahun dan meningkat 10 kali lipat saat pandemi. Untuk Indonesia, berdasarkan data dari Kementerian Kesehatan, jumlah kasus secara klinis Campak dan Rubella di Indonesia dari tahun 2014- 2017 yaitu 54.667 kasus. Data sampai bulan Juni  tahun 2018 terdapat 2160 kasus. Sedangkan berdasarkan pemeriksaan serologis positif untuk Rubella adalah 5005 kasus. Data Kejadian Luar Biasa (KLB) Campak dan Rubella tahun 2018 terjadi di 17 provinsi di Indonesia.
Bagaimana caranya supaya terhindar dari penyakit menular ini? Imunisasi MR (Measles Rubella) jawabannya. Di Negara lain program imunisasi ini sudah dilaksanakan sejak lama. Termasuk juga di berbagai Negara Islam lain seperti Arab Saudi, Qatar dll mereka sudah melaksanakannya sejak 40 tahun yang lalu. Sedangkan di Indonesia, Imunisasi ini merupakan program baru. Baru dilaksanakan pertama sekali (tahap pertama) di bulan Agustus 2017 di Pulau Jawa dan dilanjutkan tahap kedua di bulan Agustus 2018 di luar Pulau Jawa. Manfaat dilakukan imunisasi MR ini adalah meningkatkan kekebalan masyarakat terhadap penyakit campak dan rubella secara cepat, memutuskan transmisi (penularan) virus campak dan rubella, menurunkan angka kesakitan akibat penyakit campak dan rubella serta menurunkan angka kejadian sindrom rubella kongenital (CRS/Congenital Rubella Syndrome).
 Di saat masa kampanye tersebut diberikan untuk anak usia 9 bulan sampai usia 15 tahun. Untuk selanjutnya vaksin MR ini akan menggantikan posisi vaksin Campak. Diberikan sebagai bagian dari program imunisasi rutin yaitu untuk anak usia 9 bulan, 18 bulan serta kelas 1 Sekolah Dasar (SD). Vaksin ini tersedia secara gratis di Puskesmas di seluruh daerah di Indonesia. Sudahkah anak anak Ayah/Bunda mendapatkan vaksin MR ini? Bila belum, bersegeralah.

Tidak ada komentar:
Write komentar

Tertarik dengan kegiatan dan layanan informasi yang kami berikan?
Anda dapat memperoleh informasi terbaru melalui email.