ummihirzi@gmail.com

ummihirzi@gmail.com
Isi blog ini adalah makalah yang pernah saya buat dan presentasikan di IKA FK Unand, juga artikel kesehatan yang sudah dimuat di kolom Opini Media Lokal/Regional.

Mengenai Saya

Foto saya
Lahir di Bireuen, Aceh, tanggal 05 September 1977. Alumni FK Universitas Syiah Kuala Aceh. Dan telah memperoleh gelar Spesialis Anak dari Fakultas Kedokteran Universitas Andalas Padang. Aktif sebagai pengurus IDAI Aceh, IDI Aceh Besar, Anggota Komunitas Rhesus Negatif Aceh dan sebagai Konselor Menyusui juga Ketua Aceh Peduli ASI (APA)...

Minggu, 21 Juli 2019

Demam pada Anak, Kapan Mesti dibawa Berobat?

Demam merupakan keluhan yang paling sering membuat orang tua membawa anaknya ke dokter atau pusat layanan kesehatan. Banyak orang tua yang menjadi panik apabila buah hatinya mengalami gejala demam tiba tiba. Bagaimana sebenarnya proses terjadinya demam tersebut? Apakah setiap demam mesti segera diobati? Apakah tingginya demam menunjukkan keparahan sakit seorang anak? Banyak pertanyaan semisal demikian yang berkecamuk di kepala para orang tua. Semoga bahasan berikut bisa memberikan sedikit pencerahan.
Bagaimana proses terjadinya demam? Setiap saat tubuh kita bisa dimasuki oleh kuman baik berupa virus atau pun bakteri yang bisa masuk dari berbagai pintu apakah itu saluran nafas, saluran cerna, ataupun kulit sebagai permukaan tubuh. Nah, demam adalah suatu respon tubuh terhadap berbagai rangsangan baik yang berasal dari dalam maupun dari luar tersebut, merupakan respon tubuh dalam melawan kuman yang masuk.
Demam terjadi karena adanya suatu zat yang dikenal dengan nama pirogen. Pirogen adalah zat yang dapat menyebabkan demam. Pirogen terbagi dua yaitu pirogen eksogen dan pirogen endogen. Pirogen eksogen adalah pirogen yang berasal dari luar tubuh. Sedangkan pirogen endogen merupakan pirogen yang berasal dari dalam tubuh. Proses terjadinya demam dimulai dari stimulasi (rangsangan) sel-sel darah putih oleh pirogen eksogen baik berupa toksin, mediator inflamasi, atau reaksi imun. Sel-sel darah putih akan mengeluarkan zat kimia yang dikenal dengan pirogen endogen. Pirogen eksogen dan pirogen endogen tersebut akan merangsang endotelium hipotalamus untuk membentuk prostaglandin. Prostaglandin yang terbentuk kemudian akan meningkatkan patokan termostat di pusat termoregulasi hipotalamus. Sehingga akan terjadi peningkatan produksi panas dan penurunan pengurangan panas yang pada akhirnya akan menyebabkan suhu tubuh naik.
Banyak sekali penyakit yang timbul dengan salah satu gejalanya adalah demam. Yang yang timbul bisa ringan, sedang bahkan tinggi. Tingginya demam tidak otomatis menunjukkan keparahan penyakit. Yang harus dilakukan adalah memastikan suhu tubuh anak tersebut yaitu dengan menggunakan thermometer, bukan hanya dengan perabaan tangan saja. Suhu tubuh normal adalah 36,5oC sampai 37,5oC. Dikatakan demam bila suhunya di atas nilai normal tersebut.
Pemberian obat demam dilakukan apabila suhu tubuh anak lebih dari 38oC. Tujuan utama pemberian obat penurun panas tersebut adalah membuat anak nyaman, bukan untuk segera harus menurunkan suhunya. Obat yang biasa dipakai adalah Parasetamol dan Ibuprofen. Ibuprofen tidak boleh diberikan pada bayi kurang dari 6 bulan dan juga pada kondisi dengan keluhan saluran cerna berupa muntah ataupun nyeri perut. Untuk Parasetamol, dosis yang ditetapkan adalah 10-15 mg/kgBB per kali pemberian. Parasetamol tersedia dalam bentuk sirup, tablet, dan suppositoria. Orang tua harus jeli memperhatikan berapa mg kandungan Parasetamol yang akan diberikan karena saat ini banyak terdapat sediaannya. Untuk bentuk sirup saja ada Parasetamol (dengan berbagai merk) dengan kandungan 120 mg per 5 ml, 160 mg per 5 ml dan 250 mg per 5 ml. Untuk sediaan drop biasanya hampir sama yaitu mengandung 60 mg dalam 0,6 ml atau 80 mg dalam 0,8 ml yang artinya sama saja yaitu 100 mg dalam 100 ml. Boleh memberikan jenis Parasetamol sediaan apapun asal dosisnya betul.
Seorang anak yang demam harus dipastikan tidak mengalami dehidrasi atau kekurangan cairan. Mengapa? Karena pada saat demam maka peningkatan suhu tubuh tersebut dapat meningkatkan terjadinya risiko penguapan dan kehilangan cairan tubuh. Sehingga disarankan bagi yang sedang demam supaya memperbanyak minum supaya tidak terjadi dehidrasi,  Orang tua harus cermat mengetahui ciri ciri anak yang dehidrasi yaitu terlihat mata yang cekung, mukosa mulut kering dan cubitan kulit perut kembalinya lambat serta anak tidak mau minum atau malah tampak sangat kehausan.
            Seorang anak yang demam harus sesegera mungkin dibawa ke dokter jika ditemui tanda tanda dehidrasi, susah dibangunkan atau tidak berespon atau tidak bisa bergerak, susah bernafas, kaku di leher, sakit kepala hebat, sakit perut hebat dan muntah terus menerus. Anak juga tampak sangat gelisah, sangat rewel, menangis terus menerus, serta tidak mau makan dan minum, cenderung lesu dan lemah sepanjang waktu.
            Mari kita semua para orang tua jadilah orang tua yang cermat, bijak dan awas. Cermat dalam memperhatikan kondisi anak, bijak dalam penggunaan obat dan awas dalam hal bisa mengenal adakah tanda kegawatdaruratannya.

Tidak ada komentar:
Write komentar

Tertarik dengan kegiatan dan layanan informasi yang kami berikan?
Anda dapat memperoleh informasi terbaru melalui email.