ummihirzi@gmail.com

ummihirzi@gmail.com
Isi blog ini adalah makalah yang pernah saya buat dan presentasikan di IKA FK Unand, juga artikel kesehatan yang sudah dimuat di kolom Opini Media Lokal/Regional.

Mengenai Saya

Foto saya
Lahir di Bireuen, Aceh, tanggal 05 September 1977. Alumni FK Universitas Syiah Kuala Aceh. Dan telah memperoleh gelar Spesialis Anak dari Fakultas Kedokteran Universitas Andalas Padang. Aktif sebagai pengurus IDAI Aceh, IDI Aceh Besar, Anggota Komunitas Rhesus Negatif Aceh dan sebagai Konselor Menyusui juga Ketua Aceh Peduli ASI (APA)...

Minggu, 27 Januari 2019

Kejang Demam pada Anak, Bahayakah?


Kejang demam merupakan suatu kondisi yang sangat ditakutkan terjadi oleh sebagian besar orang tua. Dengan asumsi bahwa semakin tinggi demam akan berpotensi terjadi kejang, maka orang tuapun akan semakin khawatir apabila anaknya mengalami demam tinggi. Yang terbayang bahwa anaknya dengan demam tinggi maka sebentar lagi bisa terjadi kejang. Apakah pendapat demikian benar adanya? Sudah tepatkah penanganan yang dilakukan selama ini di rumah?
            Kejang demam adalah kejang yang terjadi akibat kenaikan suhu tubuh di atas 38,4oC, tanpa adanya infeksi pada susunan saraf pusat atau gangguan elektrolit. Tanpa riwayat kejang tanpa demam sebelumnya. Umumnya kejang demam terjadi pada usia 6 bulan sampai dengan 5 tahun.
            Prinsip pengobatan kejang demam adalah mencegah kejang dan memberikan terapi intermiten yaitu memberikan obat antipiretik (obat demam) dan obat kejang saat demam. Antipiretik  sangat dianjurkan walaupun tidak terbukti mengurangi risiko berulangnya kejang. Yaitu berupa Parasetamol dengan dosis 10-15 mg/kg/kali, diberikan 4-6 kali atau Ibuprofen dosis 5-10 mg/kg/kali, diberikan 3-4 kali. Antikonvulsan intermiten yaitu memberikan obat antikonvulsan (Diazepam) yang diberikan hanya pada saat demam. Adapun profilaksis intermitten pada pasien kejang demam dengan salah satu faktor risiko berupa: 1). kelainan neurologis berat misalnya Serebral Palsy, 2). Kejang yang berulang 4 kali atau lebih dalam setahun, 3). Usia anak mengalami kejang demam kurang dari  6 bulan, 4). Bila kejang pada suhu < 39ºC dan 5). Apabila pada kejang demam sebelumnya suhu tubuh meningkat dengan cepat.
            Pasien Kejang Demam juga ada yang harus mendapat terapi rumatan yaitu selama satu tahun. Terapi demikian diberikan pada anak yang mengalami kejang fokal, kejang yang lama lebih dari 15 menit, ditemukan kelainan neurologis yang nyata sebelum atau sesudah kejang  misal Serebral Palsy, hidrosefalus, maupun hemiparesis (kelumpuhan).
            Kepada orangtua harus dijelaskan bahwa kejang demam ini bisa saja terjadi berulang terutama bila memiliki faktor risiko berupa adanya riwayat kejang demam atau epilepsi dalam keluarga, usia kurang dari 12 bulan, suhu tubuh < 39ºC saat kejang, interval waktu yang singkat antara mulai terjadinya demam dengan terjadinya kejang, dan apabila kejang demam pertama adalah Kejang Demam Komplek. Bila semua faktor risiko ada, kemungkinan berulangnya adalah 80 %,akan tetapi bila tidak ada faktor risiko maka kemungkinan berulang yaitu sekitar 10 – 15%.
            Tidak semua kejang demam harus dirawat inap. Adapun kondisi yang membutuhkan rawat inap adalah kejang demam  pertama kali, kejang demam pada usia  < 1 tahun, kejang demam kompleks, hiperpiraksia ( suhu di atas 40 0C), pasca kejang anak tidak sadar atau lumpuh (Tod’s paresisi), dank arena permintaan orangtua yang kahawatir bila anaknya dibawa pulang ke rumah.
                          Nah apabila kejang demam kembali terjadi, apa yang sebaiknya dilakukan oleh para orang tua? Semua orang tua harus mendapatkan informasi ini. Yang penting adalah tetap tenang dan tidak panik, melonggarkan pakaian yang ketat terutama di daerah leher. Saat anak kejang: miringkan posisi anak, dan menjaga jalan napas, Bila anak tidak sadar: posisikan miring. Bila terdapat muntah, bersihkan muntahan atau lendir di mulut atau hidung. Walau terdapat kemungkinan lidah tergigit, jangan memasukkan sesuatu ke dalam mulut.
                          Bila memiliki termometer maka sebaiknya ukur suhu, observasi dan catat bentuk dan lama kejang. Tetap bersama anak selama dan sesudah kejang. Berikan Diazepam rektal (yang sudah dibekali oleh dokternya untuk dijadikan persediaan di rumah), bila kejang masih berlangsung lebih dari 5 menit. Jangan berikan bila kejang sudah berhenti. Diazepam rektal hanya boleh diberikan 1x oleh orang tua. Bila kejang yang terjadi berlangsung lebih dari 5 menit, suhu tubuh >40ºC, kejang tidak berhenti dengan Diazepam rektal, terjadi  kejang fokal, anak tidak sadar atau kelumpuhan (+,) maka segera bawa anak ke Rumah Sakit untuk pengobatan lebih lanjut. Walaupun prognosis kejang demam adalah baik, akan tetapi tetap orang tua harus paham cara penanganan di rumah, dosis obat serta mengenali kondisi anak yang harus segera dibawa ke RS.
           

Tidak ada komentar:
Write komentar

Tertarik dengan kegiatan dan layanan informasi yang kami berikan?
Anda dapat memperoleh informasi terbaru melalui email.